PERANG BINTANG PIMPINAN PARTAI VS PEMKOT BEKASI
Bekasi, dobeldobel.com
Sehari setelah Mochtar Mohamad, Direktur Mega Center yang juga Walikota Bekasi mengeluarkan pernyataan yang mengkritik iklan SBY di TV pada harian IndoPos, Awing, Ketua DPC Partai Demokrat menyayangkan pernyataan itu di depan beberapa wartawan Senin malam lalu di DPC Partai Demokrat Kota Bekasi. Awing menanyakan, "Bagian mana dari iklan SBY yang menurut Mochtar yang salah, membodohi dan menyesatkan masyarakat?" ia pun dengan nada tinggi menambahkan, kalau bisa dia membuktikan bahwa iklan SBY itu menyesatkan dan membodohi masyarakat kasih buktinya. Saya kira Mochtar hanya mencari sensasi saja.
Awing Asmawi menyesalkan pernyataan Walikota Bekasi, Mochtar Mohamad bahwa iklan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di media elektronik menyesatkan.Tudingan Walikota Bekasi itu tidak berdasar dan hanya mencari sensasi politik, sehingga dikhawatirkan menimbulkan konflik, katanya lagi "Saya menyesalkan pernyataan Mochtar Mohamad yang menuding iklan pendidikan dan kesehatan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di media elektronik membohongi rakyat," ujarnya.Mestinya, Walikota Bekasi bertindak lebih arif dan bijaksana dengan mengeluarkan pernyataan yang mendasar dalam menyikapi iklan tersebut.Setiap warga bebas mengeluarkan pendapat dan mengkritisi berbagai kebijakan pemerintah, tetapi hendaknya dilakukan dengan santun dan bijaksana sehingga tidak menimbulkan permasalahan, katanya. Ia menambahkan, iklan Presiden yang ditayangkan di media elektronik tidak menyebutkan pendidikan dan kesehatan gratis, tetapi terjangkau untuk masyarakat. Sehingga, pernyataan Mochtar Mohamad yang mengatakan, iklan tersebut membohongi rakyat dan menyesatkan tidak berdasar dan hanya mencari sensasi politik sesaat.
Sedangkan ucapan Mochtar sendiri sebenarnya adalah ucapan di kalangan internal saat Mochtar mengadakan acara Halal Bil Halal di GOR dengan dihadiri kader-kader partai, dan saat ramah tamah dengan wartawan, Mochtar mengeluarkan pernyataan itu yang kemudian ditulis wartawan di beberapa media surat kabar. Mochtar pun menyarankan untuk menulis besar-besar pernyataan-pernyataanya. Sehingga dapat disimpulkan bahwa memang Mochtar menggunakan momentum tersebut untuk membuat bom sensasi, dengan kapasitasnya sebagai salah satu direksi tim sukses kampanye Mega Center.
Hal ini serupa dengan yang dilakukanya saat mengeluarkan pernyataan bahwa PDIP akan berkoalisi dengan PKS dalam pemilihan Presiden dan Wakil Presiden mendatang. Yang akhirnya dijawab oleh PKS melalui Ust Ahmad Syaikhu sebagai pernyataan kampanye biasa yang boleh-boleh saja dilakukan siapapun.
Sementara itu, Awing menjawab bahwa Mochtar itu bagai "Menepuk air di dulang, memercik air ke muka sendiri", saat mendengar dan mengetahui bahwa selama ini Mochtar juga melakukan kampanye dengan gaya endorser (tokoh penyokong) yang menggunakan posisinya sebagai Walikota Bekasi. Di lain pihak Mochtar menyikapi bahwa iklan SBY di televisi adalah hal yang tak pantas, karena SBY sebagai Bapak Bangsa sudah tidak lagi boleh mendukung kampanye partai tertentu, kecuali beliau turun dari jabatannya sebagai presiden sesuai dengan peraturan tentang pemilu dan UU Pemilu.
Namun Awing pun menangkisnya dengan "SBY di dalam iklan televisi itu adalah kapasitasnya sebagai salah satu dewan pembina partai Demokrat, bukan sebagai presiden. Dan lagi beliau juga pernah kan menyatakan bahwa 'When my loyalty to the country begins, my loyalty to party ends' (Ketika kesetiaan saya pada negeri mulai, maka kesetiaan saya pada partai berakhir. Jadi nggak mungkin lah pak SBY berkilah dari pernyataan sebelumnya itu.
Seorang kandidat caleg yang juga pengurus partai Demokrat juga menambahkan, bahwa selama ini Mochtar dalam kampanye para caleg dari partai menggunakan idiom 'Pilihlah Caleg yang Sejalan dengan Walikota' atau 'Pilihlah Caleg yang dekat dengan Walikota'. Bukankan ini bukti bahwa Mochtar memang mengizinkan para caleg dari partainya menjadikan dirinya sebagai 'endorser' (tokoh pendukung). Jadi saat ada orang lain atau partai lain menggunakan gaya berkampanye yang serupa (yakni mengunakan pejabat penting sebagai endorser) maka dia pun sewot dan mencoba menyerang pak SBY. Wah kalau ini sih sama juga Mochtar cari lawan yang nggak selevel, masa sekelas dia mau lawan SBY melalui media. Maklum mungkin kena penyakit diabetes kali? Jadi omongannya suka ngaco, kata si caleg Demokrat itu dengan bercanda tanpa bermaksud menghina.
Bekasi, dobeldobel.com

Awing Asmawi menyesalkan pernyataan Walikota Bekasi, Mochtar Mohamad bahwa iklan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di media elektronik menyesatkan.Tudingan Walikota Bekasi itu tidak berdasar dan hanya mencari sensasi politik, sehingga dikhawatirkan menimbulkan konflik, katanya lagi "Saya menyesalkan pernyataan Mochtar Mohamad yang menuding iklan pendidikan dan kesehatan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di media elektronik membohongi rakyat," ujarnya.Mestinya, Walikota Bekasi bertindak lebih arif dan bijaksana dengan mengeluarkan pernyataan yang mendasar dalam menyikapi iklan tersebut.Setiap warga bebas mengeluarkan pendapat dan mengkritisi berbagai kebijakan pemerintah, tetapi hendaknya dilakukan dengan santun dan bijaksana sehingga tidak menimbulkan permasalahan, katanya. Ia menambahkan, iklan Presiden yang ditayangkan di media elektronik tidak menyebutkan pendidikan dan kesehatan gratis, tetapi terjangkau untuk masyarakat. Sehingga, pernyataan Mochtar Mohamad yang mengatakan, iklan tersebut membohongi rakyat dan menyesatkan tidak berdasar dan hanya mencari sensasi politik sesaat.
Sedangkan ucapan Mochtar sendiri sebenarnya adalah ucapan di kalangan internal saat Mochtar mengadakan acara Halal Bil Halal di GOR dengan dihadiri kader-kader partai, dan saat ramah tamah dengan wartawan, Mochtar mengeluarkan pernyataan itu yang kemudian ditulis wartawan di beberapa media surat kabar. Mochtar pun menyarankan untuk menulis besar-besar pernyataan-pernyataanya. Sehingga dapat disimpulkan bahwa memang Mochtar menggunakan momentum tersebut untuk membuat bom sensasi, dengan kapasitasnya sebagai salah satu direksi tim sukses kampanye Mega Center.
Hal ini serupa dengan yang dilakukanya saat mengeluarkan pernyataan bahwa PDIP akan berkoalisi dengan PKS dalam pemilihan Presiden dan Wakil Presiden mendatang. Yang akhirnya dijawab oleh PKS melalui Ust Ahmad Syaikhu sebagai pernyataan kampanye biasa yang boleh-boleh saja dilakukan siapapun.
Sementara itu, Awing menjawab bahwa Mochtar itu bagai "Menepuk air di dulang, memercik air ke muka sendiri", saat mendengar dan mengetahui bahwa selama ini Mochtar juga melakukan kampanye dengan gaya endorser (tokoh penyokong) yang menggunakan posisinya sebagai Walikota Bekasi. Di lain pihak Mochtar menyikapi bahwa iklan SBY di televisi adalah hal yang tak pantas, karena SBY sebagai Bapak Bangsa sudah tidak lagi boleh mendukung kampanye partai tertentu, kecuali beliau turun dari jabatannya sebagai presiden sesuai dengan peraturan tentang pemilu dan UU Pemilu.
Namun Awing pun menangkisnya dengan "SBY di dalam iklan televisi itu adalah kapasitasnya sebagai salah satu dewan pembina partai Demokrat, bukan sebagai presiden. Dan lagi beliau juga pernah kan menyatakan bahwa 'When my loyalty to the country begins, my loyalty to party ends' (Ketika kesetiaan saya pada negeri mulai, maka kesetiaan saya pada partai berakhir. Jadi nggak mungkin lah pak SBY berkilah dari pernyataan sebelumnya itu.
Seorang kandidat caleg yang juga pengurus partai Demokrat juga menambahkan, bahwa selama ini Mochtar dalam kampanye para caleg dari partai menggunakan idiom 'Pilihlah Caleg yang Sejalan dengan Walikota' atau 'Pilihlah Caleg yang dekat dengan Walikota'. Bukankan ini bukti bahwa Mochtar memang mengizinkan para caleg dari partainya menjadikan dirinya sebagai 'endorser' (tokoh pendukung). Jadi saat ada orang lain atau partai lain menggunakan gaya berkampanye yang serupa (yakni mengunakan pejabat penting sebagai endorser) maka dia pun sewot dan mencoba menyerang pak SBY. Wah kalau ini sih sama juga Mochtar cari lawan yang nggak selevel, masa sekelas dia mau lawan SBY melalui media. Maklum mungkin kena penyakit diabetes kali? Jadi omongannya suka ngaco, kata si caleg Demokrat itu dengan bercanda tanpa bermaksud menghina.
إرسال تعليق